Wednesday, October 11, 2006
Khatulistiwa yang Memengaruhi Desain Atap dan Dinding

SEPERTI rambut yang menjadi mahkota seseorang, atap sebuah rumah atau bangunan tertentu juga menjadi salah satu daya tarik dari rumah atau bangunan bersangkutan. Namun, desain atap tidak hanya wajib memerhatikan faktor estetika, tetapi juga harus memerhatikan faktor musim saat rumah atau bangunan tersebut didirikan.

>

Secara tidak langsung, sebagai negara bersabuk khatulistiwa, sekalipun kaya dengan minyak bumi, kita tetap harus mengedepankan keuntungan geopolitis tersebut dalam mendesain atap suatu bangunan yang masih akan dibangun.

Contoh pemanfaatan musim pada desain atap ini dapat dilihat pada beberapa gedung di Kuala Lumpur, negeri jiran Malaysia, seperti bangunan Kuala Lumpur Internasional Airport, yang biasa disebut KLIA saja, atau Kuala Lumpur Sentral Station, yang juga biasa disingkat KLSS.

Kedua bangunan yang desainnya sudah termasuk kategori desain gaya baru itu benar-benar minim genteng maupun dinding dari batu bata seperti yang diidentikkan dengan rumah orang Melayu umumnya. Kedua bangunan tersebut juga tidak seperti bangunan modern lainnya yang lebih banyak didominasi konstruksi beton. Sebab, gedung KLIA maupun KLSS lebih banyak didominasi berbagai jenis kaca yang mulai terlihat pada konstruksi atap hingga dinding gedungnya. Sementara konstruksi utama kedua gedung tersebut adalah baja.

Jelas, keuntungan memanfaatkan kaca sebagai bagian dari atap maupun dinding akan berpengaruh besar terhadap penggunaan listrik pada gedung bersangkutan yang memang merupakan salah satu titik kesibukan orang banyak, yang mungkin akan berlangsung lebih dari 18 jam atau bahkan hingga 24 jam.

Untuk itulah desain atap serta dinding yang menggunakan kaca akan banyak menolong memperkecil rekening listrik bangunan tersebut. Dengan demikian, penerangan gedung tersebut yang berasal dari listrik akan mencapai penggunaan maksimalnya hanya pada malam hari. Itu pun tentu pada tempat-tempat khusus saja.

Belum lagi bila pada konstruksi atap juga ada bagian atap dari solar cell, yang dapat menyimpan energi matahari dan kemudian mengubahnya menjadi energi listrik. Tentu akan lebih istimewa lagi karena dapat melakukan efisiensi cukup besar.

PERAWATAN bangunan dengan konstruksi baja serta desain atas dan dinding dari kaca ini tentu berbeda dengan bangunan dengan konstruksi dasar beton serta beratap genteng dan berdinding masif atau tembok batu bata saja.

Bangunan dengan konstruksi utamanya beton serta beratap masif atau genteng dan berdinding tembok yang cenderung serupa satu bangunan dengan bangunan lainnya tentu jauh lebih mudah perawatannya. Tentu kalaupun pemiliknya ingin ada perubahan, paling mungkin hal yang akan diganti adalah cat dinding bangunan. Sedangkan perawatan atapnya sama sekali tak perlu ada selama tak ada kerusakan pada genteng.

Namun, bila konstruksi dasar bangunannya dari baja, selain pekerjaan awalnya memiliki kesulitan mengingat semua potongan baja yang akan dihubungkan satu dengan lainnya harus presisi, perawatannya pun membutuhkan tenaga manusia yang tidak sedikit.

Apalagi seperti di Indonesia, khususnya ibu kota negara ini yang segalanya belum memiliki standar. Akibatnya adalah debu di mana-mana, mulai dari debu jalanan yang sudah bercampur dengan asap knalpot sampai asap dari cerobong industri.

Begitu juga untuk konstruksi atap yang lebih didominasi oleh kaca yang tidak menghambat cahaya matahari. Bila dibandingkan dengan atap masif atau atap genteng, jelas atap kaca harus mendapatkan perawatan yang lebih intensif.

Nilai perawatannya bisa sedikit menurun bila jalan-jalan yang ada tidak lagi mengalami bongkar pasang dengan alasan yang sama serta seluruh kendaraan bermotor yang ada benar-benar sudah menggunakan bahan bakar tak bertimbal atau bahan bakar gas.

Begitu pula dengan dinding kaca yang tentu bukan hanya membutuhkan perawatan agar tetap bersih, tetapi juga pengawasan dari sejumlah orang yang kadang mau tabrak saja tanpa melihat ada kaca di depannya. Sedikit banyak perawatan dinding suatu bangunan yang terdiri dari kaca akan sangat bergantung pada tinggi rendahnya kesadaran masyarakat bersangkutan terhadap tata tertib yang ada.

Belum lagi kalau muncul sikap vandalisme orang kita yang tidak pernah hilang. Tentu konstruksi dinding kaca akan sangat rawan. Contohnya sudah banyak terjadi dengan perusakan yang dilakukan warga dengan melempar batu.

Mungkin karena faktor itulah, dalam pemilihan desain atap bakal Stasiun Pusat Manggarai Baru, yang kegiatan konstruksinya baru akan dimulai pada awal tahun 2006 dan direncanakan sudah dapat digunakan pada tahun 2009, pihak Direktorat Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Departemen Perhubungan memilih desain atap yang menggunakan desain gaya baru seperti High-tech Expression.

Sebab, yang dipilih justru konstruksi bentuk yang tetap menggunakan genteng, tetapi desainnya sudah lebih maju karena tidak lagi berpatokan pada atap joglo, seperti konstruksi atap di Stasiun Gambir.

Dengan demikian, kehadiran suatu bangunan dengan desain gaya baru yang jauh lebih memperhitungkan keuntungan kondisi geografisnya sehingga dapat menekan biaya operasional gedung bersangkutan di Indonesia masih sangat bergantung pada orang Indonesia sendiri.

Bila demikian, berarti kita harus rela kalau bakal tertinggal lebih jauh lagi dengan negeri jiran Malaysia sekalipun. Maklum, mereka memiliki sumber daya manusia yang lebih baik daripada kita yang katanya negeri para.... (KORANO NICOLASH LMS)

0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 

BLOGGER

Calender

Get your own calendar

Previous Post
Arsip la yaw......
Kesen dan Pesen
nama :
web site:
Pesan dan kesan.. :
:) :( :D :p :(( :)) :x
Rekanan
Powered by